Senin, 09 Februari 2015

Perspektif Sejarah Dari Material





PERSPEKTIF SEJARAH DARI MATERIAL

Oleh:

·        Achyar Fadsy       (1305106010071)
·        Anzar Muhir        (1305106010033)
·        Indra Mulia          (1305106010089)
·        Jusriman              (1305106010004)
·        Khairul Azial        (1305106010026)
·        M Khalil Fadhli    (1305106010080)




                                                           



PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2015






Asalamualaikumwr.wb.

Puji syukur  kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah kami  dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pengetahuan Bahan yang berjudul “Perspektif Sejarah dari Material” ini dengan tepat waktu. Selanjutnya shalawat beriring salam keharibaan nabi kita nabi Muhammad SAW, yang mana beliau telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam berilmu pengetahuan.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, baik itu berupa bantuan moril maupun materil.
Makalah ini disusun sebagai salah satu bagian akademik persentasi mahasiswa pada Mata Kuliah Pengetahuan Bahan, yang berjudul “Perspektif Sejarah dari Material” .Makalah ini berisi tentang semua sejarah dari material tersebut. 
Kami menyadari sangat dalam penyusunan makalah ini  masih terdapat banyak kesalahan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami  mengharapkan adanya kritik dan saran dari bapak Bambang Sukarno Putra, S.TP,M.Si. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengetahuan Bahan dan teman-teman dari kelompok lain tentunya, guna memperbaiki dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang.
Demikian Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi kelompok kami pribadi dan sebagai bahan bacaan kita nantinya.





Banda Aceh, Februari  2015

Penyusun
                                                                                   

Tim penulis











i

KATA PENGANTAR                                                                                                                                   i

DAFTAR ISI                                                                                                                                                    ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….     

1.1  Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………..        1
1.2  Tujuan Makalah………………………………………………………………………………………………………………        1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….…………………………………………………

2.1 Sejarah Penemuan Material  ………………………………………………………………….........................       2
2.2 Evolusi Material Teknik  …………………………….……….……………………………………………………….          4
2.3 Ilmu Pekayasa Material ……………………………………………………………………………………………………       5
2.4 Klasifikasi Material dan Sifat Material  …...……………………………………………………………………..       6
2.5  Perkembangan Teknologi Material  …………………………………………………………………………………..      7

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………      9

DAFTAR PUSTAKA

















ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang


Material merupakan suatu bahan yang seringkali digunakan oleh manusia. Material juga sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya. Sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang ada di sekitar dihasilkan dari material dan kita tergantung pada dan dibatasi oleh material itu sendiri. Maka dalam kehidupan sehari-hari material merupakan suatu bahan yang sangat penting dan paling penting untuk kelangsungan kehidupan di dunia.
Pada tahap awal manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang tersedia dialam misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya. Dengan perkembangan peradaban manusia bahan - bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa menghasilkan kualitas bahan yang lebih sangat tinggi. Pada 50 tahun terakhir para peneliti menemukan hubungan sifat - sifat bahan dengan elemen struktur bahan. Sehingga dapat diciptakan suatu puluhan ribu jenis ataupun lebih bahan yang mempunyai sifat - sifat yang berbeda.
Dimulainya suatu era seringkali ditandai dengan dimulainya penggunaan suatu bahan baru pada suatu peradaban, misalnya zaman batu, era perunggu, dan era besi. Teknologi bahan dapat dikatakan menjadi salah satu teknologi yang paling tua dalam peradaban dan juga merupakan dasar dari cabang teknologi lainnya. Bahan / material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang.
Kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi, bangunan, pakaian, komunikasi, produk makanan dll. Perkembangan peradaban manusia juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

1.2.    Tujuan
1. Mengetahui perspektif sejarah dari material.








1
BAB II
PEMBAHASAN



1.     Sejarah Penemuan Material.

Berbagai jenis material biasanya digunakan oleh manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun secara secara garis besar khususnya pada bidang teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga kelompok, yakni: logam, non logam, dan komposit. Logam atau metal adalah material yang paling banyak digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar logam dikelompokkan pada dua kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro meliputi: besi (iron), baja (steel), dan besi cor (cast iron). Logam non ferro adalah logam selain logam besi, seperti, aluminum, tembaga, magnesium, dan paduan-paduannya. Pada dasarnya pengetahuan dan rekayasa material berkembang selama 25 – 40 tahun terakhir ini. Proses-proses material baru memungkinkan teknologi baru lainnya dapat dikomersialkan dengan sukses. Penemuan material dimulai dari abad Batu, tembaga, perunggu, besi dan komposit adalah bukti pentingnya material. Kemajuan pengembangan material adalah kunci pertumbuhan teknologi dan kemakmuran ekonomi.
Hampir semua logam terkandung di lapisan bumi, manusia pertama kali belajar memproses biji mengggunakan sulfida atau oksida logammelalui proses reduksi dan oksidasi pada temperatur yang bertingkat. Pertama kali ditemukan tidak sengaja akibat biji logam jatuh kedalam api unggun. Tembaga ditemukan secara natural di suatu tempat di Siprus, dan ditempa menjadi artefak. Tetapi selalu rapuh hingga akhirnya ditemukan dengan cara menganilnya dalam api unggun. Antara tahun 5000 SM lembaran tembaga dibuat dengan cara dipukul. Proses metalurgi dan pengolahan material tersebut  dimulai sejak 6000 tahun Sebelum Masehi, saat ini telah diketahui 86 logam dan hanya 24 jenis ditemukan selama abad 19. Logam awal ditemukan adalah Emas (6000 SM) dan tembaga (4200 SM).

Tujuh jenis logam purbakala adalah :
1.      Emas                     (6000 SM).
2.      Tembaga                (4200 SM).
3.      Perak                     (4000 SM).
4.      Timbal                   (3500 SM).
5.      Timah                    (1750 SM).
6.      Peleburan Besi      (1500 SM).
7.      Air Raksa              (750 SM).

Kecuali besi dan tembaga (dipadu dengan timah) yang bukan logam konstruksi adalah emas dan perak yang biasanya dipergunakan sebagai alat makan-minum, perhiasan dan ornamen.




2
Material teknik berkembang seiring dengan peradaban dan penguasaan teknologi nenek moyang Sehingga kita kenal zaman batu, perak, besi yang menunjukkan bahwa penguasaan teknologi material teknik yang tercanggih terjadi pada masa tersebut. Pada zaman batu, hanya terdapat batu sebagai material yang dapat dipergunakan sebagai peralatan dalam kesehariannya. Sedangkan pada zaman perak, nenek moyang sudah mengenal material baru berupa perak selain batu yang dapat digunakan sebagai berbagai peralatan dalam kehidupannya.
Periodesasi Penggunaan Material Teknik dimulai dari penguasaan ilmu material teknik pada masa Prasejarah (>10.000 SM) yang sering disebut dengan zaman batu. Pada zaman batu ini nenek moyang sudah menguasai tentang ilmu keramik dan kaca, natural polymer dan komposit. Sedangkan untuk material emas dan perak mereka hanya menguasai teknologinya hanya sedikit sekali. Pada Tahun (4000 SM – 1000 SM) banyak dilakukan pencarian Tembaga (Cupper) dan Perunggu (Bronze) serta Besi (Iron) sehingga pada masa itu disebut sebagai Zaman Perunggu. Masa berikutnya adalah Zaman Besi yang terjadi pada Tahun (1000 SM- Th. 1620). Pada Tahun 1620 inilah yang tercatat dalam sejarah dunia bahwa nenek moyang paling banyak menggunakan material logam dibandingkan dengan semua material yang ada.
Pada Tahun 1960 boleh dikatakan sebagai puncak kejayaan material logam dengan ditemukannya material Titanium, Zirconium dan paduannya. Mayoritas pada masa itu para engineer memfokuskan pada metalurgi, sedangkan untuk material yang lain seperti keramik, komposit dan polymer semakin menurun. Logam dianggap memiliki sifat yang terbaik dari semua jenis material yang ada, baik sifat elastis maupun kekerasannya. Sehingga logam dipandang sebagai material yang serba guna pada masa itu. Akan tetapi setelah tahun 1960 sampai sekarang penggunaan material logam semakin menurun hal ini disebabkan telah ditemukannya material selain logam yang dioptimasi mechanical properties-nya. Dengan memodifikasi material keramik, komposit dan polymer ternyata dapat dihasilkan material yang tangguh, melebihi ketangguhan material logam. Maka sekarang ini banyak penelitian material yang diarahkan ke selain logam mengingat sifat baik yang tersembunyi pada material selain logam tersebut.
Hingga akhir zaman ini teknologi material teknik terus-menerus dikembangkan secara simultan. Pada dasarnya sejak dahulu hingga kini terdapat material yang secara simultan terus dikembangkan yaitu keramik, komposit, polimer dan Logam. Akhir- akhir ini kita sudah familier dengan penguat carbonfiber dalam bentuk komposit sebagai material untuk membuat racket tennis, metal matrix composite untuk pembuatan rangka mountain bike, polyether-ethylketone untuk material helm. Material-material teknik tersebut tidak dapat bermunculan secara bersamaan melainkan terwujud dengan range waktu yang sangat panjang.











3
2.     Evolusi Material Teknik.

Gambar 1. Evolusi Material

Evolusi kemajuan material merupakan salah satu ukuran kemajuan adalah kekuatan-kerasio kerapatan- disebut kekuatan spesifik s = Kekuatan/Strength ( lbs./in2 , N/m2 ),
r = Kerapatan/Density ( lbs./in3 , kg/m3 ), s/r = Strength/Density (dalam, N m/Mg). Rasio kekuatan-kerapatan(SDR) diukur terhadap penghematan berat relative jika dibandingkan kekuatan yang diperlukan. Mula-mula batu dan kayu merupakan material konstruksi utama; batu dalam tekanan dan kayu dalam tekanan dan tegangan.Mula-mula material dipergunakan apa adanya. Dengan berkembangnya waktu, metode pengolahan material ditemukan. Kayu merupakan material yang memiliki SDR tinggi –lebih dari 8 x 105 in.
            Pada Mesin kalor yang beroperasi pada temperatur tinggi berarti menghasilkan efisiensi yang tinggi. Dengan demikian diperlukan material yang memiliki kekuatan baik dan tahan korosi akibat oksidasi pada temperatur tinggi.










4
Gambar 2. Kurva naik ke atas yang menunjukkan suhu ketika mesin beroperasi, selama abad
ini hanya bisa dilakukan oleh material modern.


Pada Gambar diatas menunjukkan bahwa kenaikan temperatur 100 C untuk mesin uap dan 1200 C untuk turbojet memerlukan sudu-sudu dari logam paduan super. (metal superalloy). Sudut keramik dan rotor sedang diteliti untuk turbin guna mobil penumpang umum kira kira mencapai 1370C. Dapat mengurangi konsumsi energi dan mengurangi gas rumah kaca (CO2 ).


3.     Ilmu Rekayasa Material.

Ilmu material atau teknik material atau ilmu bahan merupakan suatu disiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu dan dalam berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur bahan dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika terapan. Ilmu material juga mempelajari teknik proses atau fabrikasi (pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik analisis, kalorimetri, mikroskopi optik dan elektron, dan lain-lain, serta analisis biaya atau keuntungan dalam produksi material untuk industri. Perkembangan terakhir, ilmu tentang bahan ini mendapat sumbangan yang besar dari majunya bidang nanoteknologi dan diajarkan secara luas di banyak universitas.
Ilmu dan Rekayasa Material dapat disebut juga dengan disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur material dengan sifat – sifat material. Material engineering (Rekayasa Material) dengan dasar hubungan struktur dan sifat bahan, mendisain struktur bahan untuk mendapatkan sifat – sifat yang diinginkan. Struktur bahan disebut juga dengan pengaturan atau susunan elemen – elemen di dalam bahan.
Tinjauan struktur bahan dibedakan atas :
1. Struktur subatonik : ditinjau dari susunan elektron dengan inti
2. Level atom : ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu sama lain
3. Mikroskopik : ditinjau dari kumpulan group – group atom
4. Makroskopik : ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

5
Sifat bahan : dilihat dari kemampuan bahan menerima perlakuan dari luar. Sifat – sifat bahan padat bisa di kelompokkan atas 6 kategori :
- sifat mekanik
- sifat listrik
- sifat termal / panas
- sifat magnet
- sifat optik
- sifat deterioratif (penurunan kualitas).


4.     Klasifikasi dan sifat material.

a.       Klasifikasi Material

Berbagai jenis material digunakan manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun secara secara garis besar khususnya pada bidang teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga kelompok, yakni: logam, non logam, dan komposit. Logam atau metal adalah material yang paling banyak digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar logam dikelompokkan pada dua kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro meliputi: besi (iron), baja (steel), dan besi cor (cast iron). Logam non ferro adalah logam selain logam besi, seperti, aluminum, tembaga, magnesium, dan paduan-paduannya.
Material non logam atau material bukan logam, yakni: polimer, dan keramik. Polimer meliputi thermoset dan thermoplastis, yang di dalamnya termasuk juga karet, dan plastik. Sedangkan keramik meliputi keramik konvensional dan keramik modern, dari mulai gerabah, genting ubin, alat rumah tangga, sampai pada keramik modern dan canggih seperti semikonduktor, komponen elektronik sampai pada komponen pesawat luar angkasa yang tahan temperatur tinggi. Komposit diartikan sebagai gabungan beberapa bahan, dimana bahan-bahan yang digabung masih bisa terlihat dengan mata telanjang. Sebagai contoh: beton, ban mobil, dan fiberglass. Beton merupakan komposit gabungan keramik dengan logam, yang bila beton dipotong masih termati atau terlihat logam baja dan tembok sebagai bahan keramiknya. Ban mobil merupakan bahan komposit gabungan polimer dan logam, yang bila potong, akan terlihat karet sebagai bahan polimer dan kawat baja sebagai bahan logamnya. Fiberglass merupakan bahan komposit gabungan polimer.Bahan bisa diklasifikasikan sbb :
- Logam : konduktor yang baik, tidak transparan.
- Keramik : campuran / senyawa logam + non logam.
- Polimer : adalah senyawa karbon dengan rantai molekul panjang,termasuk bahan   plastik dan karet.
- Komposit : adalah campuran lebih dari satu bahan. (misal: keramik dengan polimer)
- Semi konduktor : adalah bahan-bahan yang mempunyai sifat setengahmenghantar. elektronik : IC, transistor
- Biomaterial : bahan yang digunakan pada komponen-komponen yang dimasukkan ketubuh manusia untuk menggantikan bagian tubuh yang sakit atau rusak.



6
b.      Sifat Material

Material dimanfaatkan oleh manusia karena material punya sifat-sifat (propertis) yang dibutuhkan manusia, seperti logam dimanfaatkan karena punya sifat: kuat, keras, pengantar panas, pengantar listrik, dan diforinable (mudah dibenruk). Sedangkan sifat-sifat (proferties) itu sendiri secara garis besar dikelompokkan pada tiga, yakni: sifat fisik, sifat mekanik, dan sifat teknologi. Contoh sifat-sifat tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Sifat fisik : kapasitas panas, koefisien muai, ketahanan korosi, dan koefisien gesek
2. Sifat mekanik : kuat, keras, ulet, dan tangguh.
3. Sifat teknologi : mampu bentuk, mampu las, dan mampu mesin.

Sifat fisik adalah sifat yang dihubungkan dengan keadaan fisik material tersebut. Sedangkan sifat mekanik adalah sifat logam yang dikaitkan dengan kelakuan logam tersebut jika dibebani dengan beban mekanik. Beban mekanik dikelompokkan pada dua, yakni: Beban statik, dan beban dinamik. Beban stastik adalah beban yang tidak berubah terhadap waktu, dan beban dinamik adalah beban yang berubah terhadap waktu, seperti beban angkot, atau beban pada kursi dimana yang duduknya ganti-ganti.
Sifat teknologi adalah sifat yang dikaitkan dengan kemudahan material untuk diproses. Contoh: mampu mesin (machining ability), mampu las (welding ability), dan mampu bentuk, (forming ability). Sifat-sifat material di atas diperoleh dengan melakukan ‘pengujian’. Dalam prakteknya antara sifat-sifat tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lainnya dan memungkinkan pengetahuan berkembang terus. Kalau sifat mekanik bagus, maka sifat teknologinya tidak. Kalau sifat teknologinya bagus, sifat yang lainnya tidak. Contoh: Baja yang kuat maka tidak tahan korosi, makadilapisi Zn (seng), sehingga ketahanan korosi naik. Sifat keras, maka tak mudah dibentuk.
Sifat fisik lebih lanjut dibahas pada struktur dan sifat fisik material, sedang yang banyak dibahas disini ”sifat mekanik dan sifat teknologi teknik pembentukan, pelapisan dan seterusnya. Pengujian yang harus dilakukan tergantung sifat apa yang ingin diperoleh. Jika sifat mekanik yang diinginkan, maka dpengujian mekanik yang dilakukan. Untuk mengetahui sifat mekanik, maka dilakukan uji mekanik (mech testing). Ada dua jenis pengujian mekanik jika dikaitkan dengan bebannya, yakni: uji mekanik dengan beban ’ pembebanan statik’, dan uji mekanik dengan beban ’penbebanan dinamik’. Contoh pengujiannya, yakni: Beban Statik : uji tarik (tensile test), uji puntir (tortion test), uji bentuk (inpact test), uji keras (hardness test), uji mulur (creep test). Beban dinamik : uji lelah (fatigue test).  Beban statis itu tak murni statis sehingga dalam praktek di sebut juga quasistatic. Sifat-sifat di atas perlu diketahui. Tujuannya supaya bisa menganalisis untuk proses pemilihan bahan dan proses pembuatan suatu produk.

5.     Perkembangan Teknologi Material.
Perkembangan teknologi di bidang material khususnya material keramik berpori akhir-akhir ini telah banyak digunakan sebagai filter gas buang. Sehubungan dengan tujuan tersebut, telah dilakukan pembuatan keramik berpori berbasis limbah padat pulp yang terdiri dari gugusan grit, dreg dan biosludge. Perbandingan ketiga bahan ini divariasikan dan selanjutnya dicampur dengan bahan baku keramik yaitu kaolin.
                                                             
7
Pencampuran limbah padat pulp dan kaolin dilakukan beberapa variasi berdasarkan % massa bahan, antara lain: limbah padat pulp berbanding kaolin adalah 100 : 0 ; 90 : 10; 80 : 20; 70: 30; 60 : 40; 50 : 50%. Masing-masing campuran ini diaduk dengan menambah air plastisan secukupnya dengan mixer. Setelah homogen dituang ke dalam cetakan dalam bentuk silinder dengan ukuran tinggi 20 cm, diameter luar 1,5 inci dan diameter dalam 0,63 inci, lalu dikeringkan selama 4 hari. Pembakaran dilakukan dengan furnace pada temperatur 1100oC yang ditahan selama 2 jam, kemudian didinginkan selama 12 jam. Terhadap sampel-sampel uji dilakukan pengujian secara fisis maupun mekanik.
Dari pengujian fisis diperoleh susut massa 17,37 – 32,10%; susut bakar 1,97 – 4,07%; porositas 27,96 – 54,27%; dan densitas 1,14 – 1,20 gr/cm3. Sedangkan pengujian mekanik diperoleh : kuat tekan 0,98-69,58 MPa; kuat impak 1,49 x 10-2 – 4,05 x 10-2 MPa, dan kekerasan 87-127 Mpa. Sebelum dlakukan pengujian emisi gas, juga dilakukan analisis XRD untuk mengetahui komposisi senyawa kimia, dan diperoleh dari yang paling dominan yaitu : Alumina Silicate, Hidroxide, Al2(Si2O5) (OH)4, Alumina Al2O3 dan Silikon Okside SiO2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan filter, maka dilakukan pengujian emisi gas buang dengan peralatan “ Analyzer Gas” , ternyata penggunaan filter memberikan pengaruh yang sangat besar untuk mengurangi pencemaran udara. Pengurangan tersebut mencapai 36,21 – 97,14% CO; 36,47-87,87% HC; 25,64 – 95,97% CO2  Dan pertambahan O2 dari 400,72 – 1264,03%. Untuk pengujian maksimal pada pemakaian filter, terlebih dahulu dipilih campuran 70% limbah padat pulp dan 30% kaolin, dimana campuran ini merupakan komposisi keramik berpori yang terbaik,
Jika difungsikan sebagai filter emisi gas buang dan selanjutnya diukur emisi gas tanpa filter dan pakai filter. Emisi gas tanpa filter pada 0 km diperoleh konsentrasinya 0,505% CO; 12,88% CO2; 07 ppm HC dan 3,08% O2, Sedangkan dengan memakai filter sampai 6099 km ternyata emisinya mengalami perubahan yaitu 0,398% CO; 11,42% CO2, 123 ppm HC dan 3,91% O2. Dengan demikian filter keramik berpori ini masih layak digunakan untuk jangkauan lintas diatas 6099 kilometer. Hal ini dapat dibandingkan dengan konsentrasi gas, ketika filter gas buang belum dipergunakan.















8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1.      Berbagai jenis material biasanya digunakan oleh manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun secara secara garis besar khususnya pada bidang teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga kelompok, yakni: logam, non logam, dan komposit. Logam atau metal adalah material yang paling banyak digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar logam dikelompokkan pada dua kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro.

2.      Antara tahun 5000 SM lembaran tembaga dibuat dengan cara dipukul. Proses metalurgi dan pengolahan material tersebut  dimulai sejak 6000 tahun Sebelum Masehi, saat ini telah diketahui 86 logam dan hanya 24 jenis ditemukan selama abad 19. Logam awal ditemukan adalah Emas (6000 SM) dan tembaga (4200 SM).

3.      Ilmu dan Rekayasa Material dapat disebut juga dengan disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara struktur material dengan sifat – sifat material. Material engineering (Rekayasa Material) dengan dasar hubungan struktur dan sifat bahan, mendisain struktur bahan untuk mendapatkan sifat – sifat yang diinginkan. Struktur bahan disebut juga dengan pengaturan atau susunan elemen – elemen di dalam bahan.

4.      Contoh sifat-sifat tersebut antara lain sebagai berikut Sifat fisik (kapasitas panas, koefisien muai, ketahanan korosi, dan koefisien gesek), Sifat mekanik (kuat, keras, ulet, dan tangguh), Sifat teknologi (mampu bentuk, mampu las, dan mampu mesin).

5.      Perkembangan teknologi di bidang material khususnya material keramik berpori akhir-akhir ini telah banyak digunakan sebagai filter gas buang. Sehubungan dengan tujuan tersebut, telah dilakukan pembuatan keramik berpori berbasis limbah padat pulp yang terdiri dari gugusan grit, dreg dan biosludge.










  
                                                                                  9                                                                                  
DAFTAR PUSTAKA


---------“ A Short History of Metals” by Professor Alan Cramb, Carnegie-Mellon University

Mangonon. P.L, 1999 .’ The Principles of materials Selection for Engineering Design’, Printice-Hall International,Inc.

Michael F. Ashby, Material selection in mechanical Design, Department of Engineering,    Cambridge University, England, 1999

Samuel J. S. , 1991,” Ceramics and Glasses “; Volume 4; ASM International
Handbook Committtee.