PERSPEKTIF SEJARAH DARI MATERIAL
Oleh:
·
Achyar Fadsy (1305106010071)
·
Anzar Muhir (1305106010033)
·
Indra Mulia (1305106010089)
·
Jusriman (1305106010004)
·
Khairul Azial (1305106010026)
·
M Khalil Fadhli (1305106010080)
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM-BANDA ACEH
2015
Asalamualaikumwr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Pengetahuan Bahan yang berjudul “Perspektif Sejarah dari Material” ini dengan tepat waktu.
Selanjutnya shalawat beriring salam keharibaan nabi kita nabi Muhammad SAW, yang
mana beliau telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam berilmu
pengetahuan.
Tak lupa pula kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, baik itu berupa bantuan moril maupun materil.
Makalah ini disusun
sebagai salah satu bagian akademik persentasi mahasiswa pada Mata Kuliah
Pengetahuan Bahan, yang berjudul “Perspektif
Sejarah dari Material” .Makalah ini berisi tentang semua sejarah dari
material tersebut.
Kami menyadari sangat dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran dari bapak Bambang Sukarno Putra,
S.TP,M.Si. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Pengetahuan Bahan dan teman-teman dari kelompok lain
tentunya, guna memperbaiki dalam penyusunan makalah dimasa yang akan datang.
Demikian Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi kelompok kami
pribadi dan sebagai bahan bacaan kita nantinya.
Banda Aceh, Februari 2015
Penyusun
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….
1.1
Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………………..
1
1.2 Tujuan Makalah……………………………………………………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………….…………………………………………………
2.2 Evolusi Material Teknik …………………………….……….………………………………………………………. 4
2.3 Ilmu Pekayasa
Material …………………………………………………………………………………………………… 5
2.4
Klasifikasi Material dan Sifat Material …...…………………………………………………………………….. 6
2.5
Perkembangan Teknologi Material ………………………………………………………………………………….. 7
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Material
merupakan suatu bahan yang seringkali digunakan oleh manusia. Material juga
sangat dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupannya. Sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang ada di sekitar
dihasilkan dari material dan kita tergantung pada dan dibatasi oleh material
itu sendiri. Maka dalam kehidupan sehari-hari material merupakan suatu bahan
yang sangat penting dan paling penting untuk kelangsungan kehidupan di dunia.
Pada tahap awal
manusia hanya mampu mengolah bahan apa adanya seperti yang tersedia dialam
misalnya : batu, kayu, kulit, tanah dan sebagainya. Dengan perkembangan
peradaban manusia bahan - bahan alam tersebut bisa diolah sehingga bisa
menghasilkan kualitas bahan yang lebih sangat tinggi. Pada 50 tahun terakhir
para peneliti menemukan hubungan sifat - sifat bahan dengan elemen struktur
bahan. Sehingga dapat diciptakan suatu puluhan ribu jenis ataupun lebih bahan
yang mempunyai sifat - sifat yang berbeda.
Dimulainya suatu era seringkali
ditandai dengan dimulainya penggunaan suatu bahan baru pada
suatu peradaban, misalnya zaman batu, era perunggu, dan era besi. Teknologi
bahan dapat dikatakan menjadi salah satu teknologi yang paling tua dalam
peradaban dan juga merupakan dasar dari cabang teknologi lainnya. Bahan /
material merupakan kebutuhan bagi manusia mulai zaman dahulu sampai sekarang.
Kehidupan
manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan bahan seperti pada transportasi,
bangunan, pakaian, komunikasi, produk makanan dll. Perkembangan peradaban manusia
juga bisa diukur dari kemampuannya memproduksi dan mengolah bahan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui perspektif sejarah dari material.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Penemuan Material.
Berbagai jenis material biasanya digunakan oleh manusia
untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun secara secara garis besar khususnya
pada bidang teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga kelompok, yakni:
logam, non logam, dan komposit. Logam atau metal adalah material yang paling
banyak digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar logam dikelompokkan
pada dua kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro
meliputi: besi (iron), baja (steel), dan besi cor (cast iron). Logam non ferro
adalah logam selain logam besi, seperti, aluminum, tembaga, magnesium, dan
paduan-paduannya. Pada dasarnya pengetahuan dan rekayasa material berkembang selama
25 – 40 tahun terakhir ini. Proses-proses material baru memungkinkan teknologi
baru lainnya dapat dikomersialkan dengan sukses. Penemuan material dimulai dari
abad Batu, tembaga, perunggu, besi dan komposit adalah bukti pentingnya
material. Kemajuan pengembangan material adalah kunci pertumbuhan teknologi dan
kemakmuran ekonomi.
Hampir semua
logam terkandung di lapisan bumi, manusia pertama kali belajar memproses biji
mengggunakan sulfida atau oksida logammelalui proses reduksi dan oksidasi pada
temperatur yang bertingkat. Pertama kali ditemukan tidak sengaja akibat biji
logam jatuh kedalam api unggun. Tembaga ditemukan secara natural di suatu
tempat di Siprus, dan ditempa menjadi artefak. Tetapi selalu rapuh hingga
akhirnya ditemukan dengan cara menganilnya dalam api unggun. Antara tahun 5000
SM lembaran tembaga dibuat dengan cara dipukul. Proses metalurgi dan pengolahan
material tersebut dimulai sejak 6000
tahun Sebelum Masehi, saat ini telah diketahui 86 logam dan hanya 24 jenis
ditemukan selama abad 19. Logam awal ditemukan adalah Emas (6000 SM) dan
tembaga (4200 SM).
Tujuh jenis logam purbakala adalah :
1. Emas (6000
SM).
2. Tembaga (4200
SM).
3. Perak (4000
SM).
4. Timbal (3500
SM).
5. Timah (1750
SM).
6. Peleburan Besi (1500 SM).
7. Air Raksa (750
SM).
Kecuali
besi dan tembaga (dipadu dengan timah) yang bukan logam konstruksi adalah emas
dan perak yang biasanya dipergunakan sebagai alat makan-minum, perhiasan dan
ornamen.
2
Material teknik berkembang seiring dengan peradaban dan
penguasaan teknologi nenek moyang Sehingga kita kenal zaman batu, perak, besi
yang menunjukkan bahwa penguasaan teknologi material teknik yang tercanggih terjadi
pada masa tersebut. Pada zaman batu, hanya terdapat batu sebagai material yang
dapat dipergunakan sebagai peralatan dalam kesehariannya. Sedangkan pada zaman
perak, nenek moyang sudah mengenal material baru berupa perak selain batu yang
dapat digunakan sebagai berbagai peralatan dalam kehidupannya.
Periodesasi Penggunaan Material Teknik dimulai dari
penguasaan ilmu material teknik pada masa Prasejarah (>10.000 SM) yang
sering disebut dengan zaman batu. Pada zaman batu ini nenek moyang sudah
menguasai tentang ilmu keramik dan kaca, natural polymer dan komposit.
Sedangkan untuk material emas dan perak mereka hanya menguasai teknologinya
hanya sedikit sekali. Pada Tahun (4000 SM – 1000 SM) banyak dilakukan pencarian
Tembaga (Cupper) dan Perunggu (Bronze) serta Besi (Iron) sehingga pada masa itu
disebut sebagai Zaman Perunggu. Masa berikutnya adalah Zaman Besi yang terjadi
pada Tahun (1000 SM- Th. 1620). Pada Tahun 1620 inilah yang tercatat dalam
sejarah dunia bahwa nenek moyang paling banyak menggunakan material logam
dibandingkan dengan semua material yang ada.
Pada Tahun 1960 boleh dikatakan sebagai puncak kejayaan
material logam dengan ditemukannya material Titanium, Zirconium dan paduannya.
Mayoritas pada masa itu para engineer memfokuskan pada metalurgi, sedangkan
untuk material yang lain seperti keramik, komposit dan polymer semakin menurun.
Logam dianggap memiliki sifat yang terbaik dari semua jenis material yang ada,
baik sifat elastis maupun kekerasannya. Sehingga logam dipandang sebagai
material yang serba guna pada masa itu. Akan tetapi setelah tahun 1960 sampai
sekarang penggunaan material logam semakin menurun hal ini disebabkan telah
ditemukannya material selain logam yang dioptimasi mechanical properties-nya.
Dengan memodifikasi material keramik, komposit dan polymer ternyata dapat
dihasilkan material yang tangguh, melebihi ketangguhan material logam. Maka
sekarang ini banyak penelitian material yang diarahkan ke selain logam
mengingat sifat baik yang tersembunyi pada material selain logam tersebut.
Hingga akhir zaman ini teknologi material teknik
terus-menerus dikembangkan secara simultan. Pada dasarnya sejak dahulu hingga
kini terdapat material yang secara simultan terus dikembangkan yaitu keramik,
komposit, polimer dan Logam. Akhir- akhir ini kita sudah familier dengan
penguat carbonfiber dalam bentuk komposit sebagai material untuk membuat racket
tennis, metal matrix composite untuk pembuatan rangka mountain bike,
polyether-ethylketone untuk material helm. Material-material teknik tersebut
tidak dapat bermunculan secara bersamaan melainkan terwujud dengan range waktu
yang sangat panjang.
3
2.
Evolusi Material
Teknik.

Gambar 1. Evolusi Material
Evolusi kemajuan material merupakan salah
satu ukuran kemajuan adalah kekuatan-kerasio kerapatan- disebut kekuatan
spesifik s = Kekuatan/Strength ( lbs./in2 , N/m2 ),
r = Kerapatan/Density ( lbs./in3 , kg/m3 ),
s/r = Strength/Density (dalam, N m/Mg). Rasio kekuatan-kerapatan(SDR) diukur
terhadap penghematan berat relative jika dibandingkan kekuatan yang diperlukan.
Mula-mula batu dan kayu merupakan material konstruksi utama; batu dalam tekanan
dan kayu dalam tekanan dan tegangan.Mula-mula material dipergunakan apa adanya.
Dengan berkembangnya waktu, metode pengolahan material ditemukan. Kayu
merupakan material yang memiliki SDR tinggi –lebih dari 8 x 105 in.
Pada
Mesin kalor yang beroperasi pada temperatur tinggi berarti menghasilkan
efisiensi yang tinggi. Dengan demikian diperlukan material yang memiliki
kekuatan baik dan tahan korosi akibat oksidasi pada temperatur tinggi.
4

Gambar 2. Kurva
naik ke atas yang menunjukkan suhu ketika mesin beroperasi, selama abad
ini
hanya bisa dilakukan oleh material modern.
Pada Gambar
diatas menunjukkan bahwa kenaikan temperatur 100 C untuk mesin uap dan 1200 C
untuk turbojet memerlukan sudu-sudu dari logam paduan super. (metal
superalloy). Sudut keramik dan rotor sedang diteliti untuk turbin guna mobil
penumpang umum kira kira mencapai 1370C. Dapat mengurangi konsumsi energi dan
mengurangi gas rumah kaca (CO2 ).
3.
Ilmu
Rekayasa Material.
Ilmu material
atau teknik material atau ilmu bahan merupakan suatu disiplin ilmu teknik yang
mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap berbagai bidang ilmu dan dalam
berbagai bidang dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu ini mempelajari hubungan
antara struktur bahan dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur
fisika terapan. Ilmu material juga mempelajari teknik proses atau fabrikasi
(pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik analisis,
kalorimetri, mikroskopi optik dan elektron, dan lain-lain, serta analisis biaya
atau keuntungan dalam produksi material untuk industri. Perkembangan terakhir,
ilmu tentang bahan ini mendapat sumbangan yang besar dari majunya bidang nanoteknologi
dan diajarkan secara luas di banyak universitas.
Ilmu dan
Rekayasa Material dapat disebut juga dengan disiplin ilmu yang mempelajari
hubungan antara struktur material dengan sifat – sifat material. Material
engineering (Rekayasa Material) dengan dasar hubungan struktur dan sifat bahan,
mendisain struktur bahan untuk mendapatkan sifat – sifat yang diinginkan. Struktur
bahan disebut juga dengan pengaturan atau susunan elemen – elemen di dalam
bahan.
Tinjauan struktur bahan dibedakan atas :
1. Struktur subatonik : ditinjau dari susunan elektron dengan inti
2. Level atom : ditinjau dari pengaturan atom atau molekul satu
sama lain
3. Mikroskopik : ditinjau dari kumpulan group – group atom
4. Makroskopik : ditinjau dari struktur yang bisa dilihat dengan
mata telanjang.
5
Sifat bahan :
dilihat dari kemampuan bahan menerima perlakuan dari luar. Sifat – sifat bahan
padat bisa di kelompokkan atas 6 kategori :
- sifat mekanik
- sifat listrik
- sifat termal / panas
- sifat magnet
- sifat optik
- sifat deterioratif (penurunan kualitas).
4.
Klasifikasi
dan sifat material.
a. Klasifikasi Material
Berbagai jenis material digunakan manusia untuk memenuhi
keperluan hidupnya. Namun secara secara garis besar khususnya pada bidang
teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga kelompok, yakni: logam, non
logam, dan komposit. Logam atau metal adalah material yang paling banyak
digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar logam dikelompokkan pada dua
kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro. Logam ferro meliputi: besi
(iron), baja (steel), dan besi cor (cast iron). Logam non ferro adalah logam
selain logam besi, seperti, aluminum, tembaga, magnesium, dan paduan-paduannya.
Material non logam atau material bukan logam, yakni:
polimer, dan keramik. Polimer meliputi thermoset dan thermoplastis, yang di
dalamnya termasuk juga karet, dan plastik. Sedangkan keramik meliputi keramik konvensional
dan keramik modern, dari mulai gerabah, genting ubin, alat rumah tangga, sampai
pada keramik modern dan canggih seperti semikonduktor, komponen elektronik
sampai pada komponen pesawat luar angkasa yang tahan temperatur tinggi.
Komposit diartikan sebagai gabungan beberapa bahan, dimana bahan-bahan yang
digabung masih bisa terlihat dengan mata telanjang. Sebagai contoh: beton, ban
mobil, dan fiberglass. Beton merupakan komposit gabungan keramik dengan logam,
yang bila beton dipotong masih termati atau terlihat logam baja dan tembok
sebagai bahan keramiknya. Ban mobil merupakan bahan komposit gabungan polimer
dan logam, yang bila potong, akan terlihat karet sebagai bahan polimer dan
kawat baja sebagai bahan logamnya. Fiberglass merupakan bahan komposit gabungan
polimer.Bahan bisa diklasifikasikan sbb :
- Logam : konduktor yang baik,
tidak transparan.
- Keramik : campuran / senyawa
logam + non logam.
- Polimer : adalah senyawa karbon
dengan rantai molekul panjang,termasuk bahan
plastik dan karet.
- Komposit : adalah campuran lebih
dari satu bahan. (misal: keramik dengan polimer)
- Semi konduktor : adalah
bahan-bahan yang mempunyai sifat setengahmenghantar. elektronik : IC, transistor
- Biomaterial : bahan yang
digunakan pada komponen-komponen yang dimasukkan ketubuh manusia untuk
menggantikan bagian tubuh yang sakit atau rusak.
6
b.
Sifat
Material
Material dimanfaatkan oleh manusia karena material punya
sifat-sifat (propertis) yang dibutuhkan manusia, seperti logam dimanfaatkan
karena punya sifat: kuat, keras, pengantar panas, pengantar listrik, dan
diforinable (mudah dibenruk). Sedangkan sifat-sifat (proferties) itu sendiri
secara garis besar dikelompokkan pada tiga, yakni: sifat fisik, sifat mekanik,
dan sifat teknologi. Contoh sifat-sifat tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Sifat fisik : kapasitas panas,
koefisien muai, ketahanan korosi, dan koefisien gesek
2. Sifat mekanik : kuat, keras,
ulet, dan tangguh.
3. Sifat teknologi : mampu bentuk,
mampu las, dan mampu mesin.
Sifat fisik adalah sifat yang dihubungkan dengan keadaan
fisik material tersebut. Sedangkan sifat mekanik adalah sifat logam yang
dikaitkan dengan kelakuan logam tersebut jika dibebani dengan beban mekanik.
Beban mekanik dikelompokkan pada dua, yakni: Beban statik, dan beban dinamik.
Beban stastik adalah beban yang tidak berubah terhadap waktu, dan beban dinamik
adalah beban yang berubah terhadap waktu, seperti beban angkot, atau beban pada
kursi dimana yang duduknya ganti-ganti.
Sifat teknologi adalah sifat yang dikaitkan dengan
kemudahan material untuk diproses. Contoh: mampu mesin (machining ability),
mampu las (welding ability), dan mampu bentuk, (forming ability). Sifat-sifat
material di atas diperoleh dengan melakukan ‘pengujian’. Dalam prakteknya
antara sifat-sifat tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lainnya dan
memungkinkan pengetahuan berkembang terus. Kalau sifat mekanik bagus, maka
sifat teknologinya tidak. Kalau sifat teknologinya bagus, sifat yang lainnya
tidak. Contoh: Baja yang kuat maka tidak tahan korosi, makadilapisi Zn (seng),
sehingga ketahanan korosi naik. Sifat keras, maka tak mudah dibentuk.
Sifat fisik lebih lanjut dibahas pada struktur dan sifat
fisik material, sedang yang banyak dibahas disini ”sifat mekanik dan sifat
teknologi teknik pembentukan, pelapisan dan seterusnya. Pengujian yang harus
dilakukan tergantung sifat apa yang ingin diperoleh. Jika sifat mekanik yang
diinginkan, maka dpengujian mekanik yang dilakukan. Untuk mengetahui sifat
mekanik, maka dilakukan uji mekanik (mech testing). Ada dua jenis pengujian
mekanik jika dikaitkan dengan bebannya, yakni: uji mekanik dengan beban ’
pembebanan statik’, dan uji mekanik dengan beban ’penbebanan dinamik’. Contoh
pengujiannya, yakni: Beban Statik : uji tarik (tensile test), uji puntir
(tortion test), uji bentuk (inpact test), uji keras (hardness test), uji mulur
(creep test). Beban dinamik : uji lelah (fatigue test). Beban statis itu tak murni statis sehingga
dalam praktek di sebut juga quasistatic. Sifat-sifat di atas perlu diketahui. Tujuannya
supaya bisa menganalisis untuk proses pemilihan bahan dan proses pembuatan
suatu produk.
5. Perkembangan
Teknologi Material.
Perkembangan teknologi di bidang material khususnya material
keramik berpori akhir-akhir ini telah banyak digunakan sebagai filter gas
buang. Sehubungan dengan tujuan tersebut, telah dilakukan pembuatan keramik
berpori berbasis limbah padat pulp yang terdiri dari gugusan grit, dreg dan
biosludge. Perbandingan ketiga bahan ini divariasikan dan selanjutnya dicampur
dengan bahan baku keramik yaitu kaolin.
7
Pencampuran limbah padat pulp dan kaolin dilakukan beberapa variasi
berdasarkan % massa bahan, antara lain: limbah padat pulp berbanding kaolin
adalah 100 : 0 ; 90 : 10; 80 : 20; 70: 30; 60 : 40; 50 : 50%. Masing-masing
campuran ini diaduk dengan menambah air plastisan secukupnya dengan mixer.
Setelah homogen dituang ke dalam cetakan dalam bentuk silinder dengan ukuran
tinggi 20 cm, diameter luar 1,5 inci dan diameter dalam 0,63 inci, lalu
dikeringkan selama 4 hari. Pembakaran dilakukan dengan furnace pada temperatur
1100oC yang ditahan selama 2 jam, kemudian didinginkan selama 12 jam. Terhadap
sampel-sampel uji dilakukan pengujian secara fisis maupun mekanik.
Dari pengujian fisis diperoleh susut massa 17,37 – 32,10%; susut
bakar 1,97 – 4,07%; porositas 27,96 – 54,27%; dan densitas 1,14 – 1,20 gr/cm3.
Sedangkan pengujian mekanik diperoleh : kuat tekan 0,98-69,58 MPa; kuat impak
1,49 x 10-2 – 4,05 x 10-2 MPa, dan kekerasan 87-127 Mpa. Sebelum dlakukan
pengujian emisi gas, juga dilakukan analisis XRD untuk mengetahui komposisi
senyawa kimia, dan diperoleh dari yang paling dominan yaitu : Alumina Silicate,
Hidroxide, Al2(Si2O5) (OH)4, Alumina Al2O3 dan Silikon Okside SiO2. Untuk
mengetahui pengaruh penggunaan filter, maka dilakukan pengujian emisi gas buang
dengan peralatan “ Analyzer Gas” , ternyata penggunaan filter memberikan
pengaruh yang sangat besar untuk mengurangi pencemaran udara. Pengurangan
tersebut mencapai 36,21 – 97,14% CO; 36,47-87,87% HC; 25,64 – 95,97% CO2 Dan pertambahan O2 dari 400,72 – 1264,03%.
Untuk pengujian maksimal pada pemakaian filter, terlebih dahulu dipilih
campuran 70% limbah padat pulp dan 30% kaolin, dimana campuran ini merupakan
komposisi keramik berpori yang terbaik,
Jika difungsikan sebagai filter emisi gas buang dan selanjutnya
diukur emisi gas tanpa filter dan pakai filter. Emisi gas tanpa filter pada 0
km diperoleh konsentrasinya 0,505% CO; 12,88% CO2; 07 ppm HC dan 3,08% O2,
Sedangkan dengan memakai filter sampai 6099 km ternyata emisinya mengalami
perubahan yaitu 0,398% CO; 11,42% CO2, 123 ppm HC dan 3,91% O2. Dengan demikian
filter keramik berpori ini masih layak digunakan untuk jangkauan lintas diatas
6099 kilometer. Hal ini dapat dibandingkan dengan konsentrasi gas, ketika
filter gas buang belum dipergunakan.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1.
Berbagai jenis material biasanya digunakan oleh manusia
untuk memenuhi keperluan hidupnya. Namun secara secara garis besar khususnya
pada bidang teknik, material teknik dikelompokkan pada tiga kelompok, yakni:
logam, non logam, dan komposit. Logam atau metal adalah material yang paling
banyak digunakan pada bidang teknik. Secara garis besar logam dikelompokkan
pada dua kelompok, yakni: logam ferro dan logam non ferro.
2.
Antara tahun
5000 SM lembaran tembaga dibuat dengan cara dipukul. Proses metalurgi dan
pengolahan material tersebut dimulai
sejak 6000 tahun Sebelum Masehi, saat ini telah diketahui 86 logam dan hanya 24
jenis ditemukan selama abad 19. Logam awal ditemukan adalah Emas (6000 SM) dan
tembaga (4200 SM).
3. Ilmu dan Rekayasa Material dapat disebut juga dengan disiplin ilmu
yang mempelajari hubungan antara struktur material dengan sifat – sifat
material. Material engineering (Rekayasa Material) dengan dasar hubungan
struktur dan sifat bahan, mendisain struktur bahan untuk mendapatkan sifat –
sifat yang diinginkan. Struktur bahan disebut juga dengan pengaturan atau
susunan elemen – elemen di dalam bahan.
4.
Contoh sifat-sifat tersebut antara lain sebagai berikut
Sifat fisik (kapasitas panas, koefisien muai, ketahanan korosi, dan koefisien
gesek), Sifat mekanik (kuat, keras, ulet, dan tangguh), Sifat teknologi (mampu
bentuk, mampu las, dan mampu mesin).
5.
Perkembangan
teknologi di bidang material khususnya material keramik berpori akhir-akhir ini
telah banyak digunakan sebagai filter gas buang. Sehubungan dengan tujuan
tersebut, telah dilakukan pembuatan keramik berpori berbasis limbah padat pulp
yang terdiri dari gugusan grit, dreg dan biosludge.
9
DAFTAR PUSTAKA
---------“ A Short History of Metals” by Professor Alan
Cramb, Carnegie-Mellon University
Mangonon. P.L, 1999 .’ The Principles of materials
Selection for Engineering Design’, Printice-Hall International,Inc.
Michael F. Ashby, Material selection in mechanical Design,
Department of Engineering, Cambridge University,
England, 1999
Samuel J. S. , 1991,” Ceramics and Glasses “; Volume 4;
ASM International
Handbook Committtee.
